MAKASSAR, LINES INDONESIA – Dalam rangka mencetak jurnalis dan humas yang berkarakter mulia serta berkompeten di era digital, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan menggelar Pelatihan Jurnalistik Mahir Dasar di Masjid Roudhotul Jannah, Kompleks Dr Tadjuddin Chalid, Jalan Berua Raya, Kota Makassar, pada Minggu (11/5/2025).
Pelatihan yang mengusung tema “Mencetak Jurnalis Berkarakter Mulia dengan Kecakapan Literasi Digital dalam Menangkal Hoaks” ini diikuti oleh 200 peserta dari perwakilan PAC, PC, dan DPD LDII se-Sulawesi Selatan. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari, 11–13 Mei 2025, dan menghadirkan lima narasumber dari Departemen Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPP LDII. Program ini terselenggara atas kerja sama DPW LDII Sulsel dengan Departemen KIM DPP LDII.
Ketua DPW LDII Sulsel, Asdar Mattiro, SSos, MIKom, menyampaikan harapannya agar pelatihan ini mampu melahirkan jurnalis dakwah yang tidak hanya profesional, tetapi juga mampu menginspirasi masyarakat. “Kita ingin para jurnalis LDII mampu memberi inspirasi melalui media sosial yang sopan, santun, dan menggunakan bahasa yang baik,” ujar Asdar.
Ia juga menyoroti fenomena generasi Z yang mendominasi media sosial, namun sering kali lepas kendali dalam berbahasa dan kurang mencerminkan budaya ketimuran. Untuk itu, pelatihan ini juga menjadi bagian dari upaya edukasi digital yang beretika.
Pelatihan dilaksanakan di dua lokasi: Makassar (11–13 Mei) dan Belopa, Kabupaten Luwu (15–17 Mei). Pembagian zona ini mencakup 22 DPD LDII kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan. “Para pemateri kami datangkan langsung dari DPP LDII Jakarta yang memang ahli di bidang jurnalistik,” tambah Asdar.
Anggota Komisi I DPR RI, Dr Syamsu Rizal, SSos, MSi (Daeng Ical), yang turut hadir dalam acara tersebut menegaskan pentingnya penguasaan ilmu jurnalistik di tengah masyarakat, terutama dalam konteks dakwah.“Dengan kemampuan jurnalistik, dakwah bisa dilakukan secara cerdas dan berdampak. Jurnalis juga punya peran penting dalam pembentukan karakter umat,” ujarnya.
Daeng Ical mengingatkan bahwa jurnalis harus memiliki tanggung jawab moral dalam menyampaikan informasi yang benar. “Jangan hanya mengambil data dari internet lalu menyebarkannya. Verifikasi adalah bagian penting dari proses dakwah melalui media,” tegasnya.
Materi pelatihan meliputi penulisan berita straight news, penulisan skrip video, fotografi jurnalistik, videografi dan editing konten, desain flyer, pengelolaan website, serta etika bermedia sosial.